Kisah Pojokan - a special web for a special children
Headlines News :
Home » » Kisah Pojokan

Kisah Pojokan

Written By McDennie on Kamis, 19 Juni 2014 | 04.02

Lama sudah saya menjadi pegawai honorer di salah satu SD Negeri di Banjarbaru.  Ratusan anak dengan berbagai karakter telah saya temui beberapa tahun ini, namun ada satu anak yang menarik perhatian saya, sebut saja namanya SELVIA. Anak yang penuh keluguan namun dianggap para pendidik sebagai anak yang bodoh atau kurang pintar.
Apalagi ditambah ilmu yang saya pelajari di Pendidikan Luar Biasa, membuat saya bersimpati terhadap anak yang berkekurangan atau khusus. Anak tersebut tidak bisa membaca sampai sekarang dan terus beberapa kali tidak naik kelas ketika berada di kelas 1 dan sekarang dia duduk di kelas 2 dan tentu saja akibat dari kekurangannya tersebut dia tidak naik tingkat lagi tahun ini.
Saya pikir apakah para pendidik ini tidak menyadari bahwa setiap manusia itu berbeda karakteristiknya, ada yang lemah dalam intelektualnya namun hebat dalam keterampilannya tapi ada juga yang lebih baik dari itu.  Sebagai seorang pendidik seharusnya bisa melihat potensi anak itu dimana? namun nyatanya mereka hanya memandang kekurangannya saja. "Biar ja saikung haja juwa, nang lainnya bagus za nilainya" atau tidak memenuhi kkm jadi kada dinaikkan bahkan ada yang bilang "menggawi tugas latihan lambat banar bu kepsek ae", pendidik seperti apa yang berpikiran seperti itu.  Kaya bubuhan pian nang tuha tu kada lambat bepikir mun kuliah, bahkan nyontek juwa..."sama haza, podo wae, same mawon""
Hasil ulangan merupakan tolak ukur kepintaran anak yang diambil semua guru, nggak bisa begitu bu guru.  Anak ini perlu pertolongan kita, bukan malah makin memojokkannya! Kalau dia tidak bisa malah dimarahi, hal ini makin membuat dia menjadi down dan makin membuat pikirannya tidak berkembang.
Para Pendidik seharusnya terbuka pikirannya dan jangan hanya berpatok pada angka-angka saja, ada kemajuan yang dibuat anak walau hanya sedikit itu merupakan tanda bahwa ia bisa berubah dan kita harus mampu berada dibelakang anak tersebut untuk mendorongnya maju dan berada disampingnya ketika anak mulai merasa jenuh serta memberi mereka kasih sayang.  Jangan sekali-sekali membentak mereka bu, karena mereka special....Because they are Special Children.

Salam hangat, salam spesial dari saya....
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014. a special web for a special children - All Rights Reserved
Template Used by McDennie Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger